Yanis North Kulisusu Technical Information

Kamis, 10 Juni 2010

Makala E-learning indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Belajar, disadari atau tidak merupakan kebutuhan manusia, kemajuan-kemajuan yang telah diraih pada masa ini merupakan hasil proses belajar yang telah dilakukan manusia berabad-abad yang lalu. Manusia pada dasarnya mempunyai sifat selalu ingin tahu yang mendorong manusia untuk terus belajar, bahkan pada hakikatnya kita akan terus belajar sampai akhir hayat kita.
Belajar pada dasarnya bisa dibedakan ke dalam dua kategori yaitu belajar secara mandiri (outodidak) dan belajar yang dilakukan secara formal disekolah-sekolah atau pendidikan dan latihan yang diselenggarakan oleh suatu instansi atau lembaga pendidikan.
Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, metode belajar terus berkembang baik metode belajar untuk personal maupun metode yang lebih pada proses belajar secara keseluruhan atau proses belajar mengajar (PBM), kurikulum sebagai penunjang Proses Belajar Mengajar pun terus mengalami perubahan dengan tujuan mencari kurikulum yang terbaik. Pada proses belajar mengajar biasanya tatap muka menjadi sesuatu yang harus terjadi, karena bisa dipastikan tanpa ada tatap muka proses belajar mengajar akan sulit dilakukan. Perkembangan Teknologi yang pesat perlahan namun pasti mulai bisa mengubah paradigma tersebut, dimana proses belajar mengajar tidak harus lagi dibatasi oleh ruangan kelas, atau

bahkan batas suatu Negara, belajar bisa dilakukan tanpa harus bertatap muka secara langsung dan bisa berlangsung dimana saja yang kita kenal sebagai e-learning. Suatu kemajuan yang luar biasa, walaupun di Negara kita ini masih manjadi sesuatu hal yang relatif masih baru dan belum bisa dilakukan sepenuhnya

1.2. Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah pokok yang akan dibahas adalah mengenai E-learning, apa itu e-learning dan bagaiman
perkembangannya di Indonesia.
1.3. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis, diantaranya :
1. Memperkenalkan istilah e-learning dan perkembangannya yang sudah mulai menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses belajar mengajar.
2. Penerapan e-learning dalam proses belajar mengajar di sekolah.
3. Menganalisa kelebihan dan kekurangan e-learning jika diterapkan dalam proses belajar mengajar di Negara kita.

BAB II
PEMB AHASAN

2.1. Sejarah E-learning dan Perkembanganya Indonesia

Perkembangan e-learning sejalan dengan perkembangan dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berkembang dengan sangat pesat baik dari sisi perangkat keras (Hardware) maupun perangkat lunak (Software). E-learning mulai berkembang sejalan dengan mulai dikenalnya komputer oleh masyarakat luas, dan mulainya komputer digunakan secara luas oleh masyarakat terutama oleh kalangan akademisi sebagai suatu teknologi yang terjangakau dan dibutuhkan untuk membantu memecahkan berbagai persoalan di dunia pendidikan maupun dalam kebutuhan sehari-hari.
E-learning merupakan sebuah inovasi, yang mempunyai kontribusi besar terhadap perubahan proses belajar mengajar, dimana proses belajar tidak lagi hanya mendengarkan uraian materi dari guru yang terkesan membosankan tetapi akan lebih dinamis dan interaktif sehingga learner atau murid akan lebih termotivasi untuk terlibat dalam proses belajar mengajar tersebut, yang tentu saja dampaknya akan berimbas pada tingkat penguasaan materi dan skill yang diharapkan.
E-learning merupakan sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang artinya Electronic learning , dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan menjadi e-pembelajaran yang artinya sistem pembelajaran elektronik. E-learning didefinisikan “sebagai cara baru dalam proses belajar mengajar dimana peserta belajar tidak perlu duduk manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan guru secara langsung”
Dalam e-learning kehadiran seorang guru atau pengajar menjadi berkurang, hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh guru atau tenaga pengajar tersebut, content writer, designer e-learning dan pemograman komputer.
E-learning bisa diwujudkan dalam berbagai format dan bentuk, diantaranya berupa file Audio Video dengan format mpeg, wmv, mov, avi, divx dan lain sebagainya. Bentuknya berupa modul interaktif yang bisa dijalankan di komputer bahkan bisa dijalankan di VCD / DVD Player. Ini merupakan e-learning dalam bentuk yang sederhana dan bisa di aplikasikan di berbagai tempat. Seiring perkembangan Teknologi Informasi terutama dari segi perangkat lunak (software) e-learning terus berevolusi menjadi lebih kompleks dan dinamis. Sehingga e-learning bisa bertransformasi menjadi bentuk apa saja misalnya : video conference, sistem pembelajaran berbasis web baik internet maupun intranet, sistem belajar online dan sebagainya.
E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Berikut ini perkembangan e-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1990 ; Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO).

2. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
3. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
4. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.

2.2. Penerapan e-learning dalam proses belajar mengajar di Sekolah
Di Indonesia, e-learning sudah mulai diterapkan terutama di tingkat pendidikan tinggi (Universitas, Institut, Sekolah Tinggi) terkemuka di Indonesia. Untuk tingkat Sekolah Menengah Atas juga
sudah mulai diterapkan walaupun masih pada sekolah-sekolah tertentu, terutama di sekolah-sekolah yang berada di kota-kota besar.
Berbeda dengan negara-negara maju yang sudah sejak lama menerapkan e-learning, di Indonesia e-learning belum bisa diadopsi oleh semua institusi Pendidikan yang ada di Indonesia dikarenakan perkembangan teknologi informasi yang belum merata. Yang paling mungkin digunakan untuk sekolah-sekolah di daerah-daerah adalah penggunaan modul interaktif dalam format audio video yang bisa di jalankan pada VCD player.
Secara umum kendala-kendala yang sering di alami oleh sekolah-sekolah dalam menerapkan e-learning adalah keterbatasan alat-alat yang diperlukan dan kurangnya kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk menerapkan e-learning suatu sekolah setidaknya memerlukan alat diantaranya : Komputer (PC) multimedia yang lengkap dengan softwarenya dan projektor (in Focus), itu pun untuk proses belajar mengajar yang sifatnya masih membutuhkan pertemuan antara guru dan murid, jadi mungkin lebih tepatnya proses belajar interaktif kalau memang itu belum termasuk e-learning.
Salah satu yang bisa dilakukan sekolah untuk memperkenalkan e-learning kepada para anak didiknya, yaitu dengan menjadikan e-learning pendamping proses belajar mengajar yang biasa dilakukan sebagai sarana untuk memperkaya wawasan anak didiknya dalam berbagai materi pelajaran yang diterimanya di sekolah. Contohnya dengan memberi tugas tertentu kepada anak yang harus dicarinya di Internet, agar anak mulai bisa belajar secara mandiri dengan memanfaatkan informasi-informasi yang tersedia di Internet.
2.3. Kelebihan dan kekurangan e-learning
Dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang konvensional, e-learning memang memiliki beberapa kelebihan diantaranya :
1. E-learning dapat mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis (dalam kasus tertentu).
2. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan / materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik.
3. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
4. Kehadiran guru tidak mutlak diperlukan
5. Guru/Dosen/Instruktur akan lebih mudah :
a. Melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
b. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
c. Mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Namun disamping itu e-learning juga mempunyai beberapa kelemahan yang cenderung kurang menguntungkan baik bagi guru/dosen/instruktur maupun peserta didik. Beberapa kelemahan E-learning :

1. Kehadiran guru/dosen/instruktur yang cenderung berkurang, sehingga perannya sebagai kontrol atau pengawas peserta didik juga semakin berkurang.
2. Dengan berkurangnya pengawasan dan kontrol dari guru/dosen/instruktur peserta didik dituntut untuk mandiri dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan dirinya dalam menguasai materi yang di ajarkan. Dan ini sulit dilaksanakan terutama untuk peserta didik yang belum dewasa (SMA, SMP, SD).
3. Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal untuk membangun e-learning ini.
4. Belum meratanya perkembangan Teknologi Informasi dan komunikasi di negara kita mengakibatkan banyak sekolah yang belum siap untuk menerapkan e-learning.
5. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) baik tenaga pendidik maupun peserta didik akan teknologi informasi dan komunikasi akan mengurangi efektivitasv e-learning itu sendiri.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat kita simpulkan bahwa :
1. E-learning telah memberikan kontribusi yang baru dalam dunia pendidikan sehingga diharapkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan bisa lebih meningkat.
2. E-learning telah memberikan kebebasan kepada peserta didik dan pendidik untuk tetap bisa melakukan proses belajar mengajar tanpa dibatasi ruang, batas administratif dan batas politis.
3. E-learning belum dapat sepenuhnya di aplikasikan di Negara kita karena belum meratanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
3.2. Saran
Saran yang dapat penulis kemukakan untuk penerapan e-learning terutama untuk sekolah yang memiliki beberapa keterbatasan diantaranya :
1. E-learning bisa dilakukan secara bertahap dari yang sederhana seperti modul interaktif yang berbentuk CD / VCD, mengajar dengan menggunakan program persentasi yang disusun semenarik mungkin dan ditampilkan dengan menggunakan infocus.
2. Pemerataan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi oleh pemerintah terutama untuk akses internet dan peningkatan

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.org
www.total.or.id

0 komentar:

Posting Komentar